Bahayanya Nasionalisme Beracun yang Dikombinasikan dengan Fanatisme Beragama
Dalam era globalisasi ini, keragaman budaya dan agama semakin menjadi hal yang kental di Indonesia. Namun ada kalanya, di antara ragam agama dan bangsa tersebut muncul intoleransi yang membahayakan kehidupan bermasyarakat. Salah satu bentuk intoleransi yang kian mengkhawatirkan adalah nasionalisme beracun yang dikombinasikan dengan fanatisme beragama. Hal ini mengakibatkan pemecah-belah persatuan dan kesatuan, serta mengancam keberlangsungan hidup negara.
Nasionalisme beracun itu sendiri tak lain adalah perasaan cinta terhadap negara yang menciptakan ketidakadilan menuju pihak tertentu. Kita semua berhak mencintai dan memperjuangkan nilai-nilai yang terkandung pada negara kita, namun sampai di mana batasnya sikap kebanggaan yang diubah menjadi memusuhi orang lain? Dibarengi dengan fanatisme beragama, nasionalisme terasa semakin beracun. Fanatisme agama adalah sikap eksklusif yang memuja agama tanpa melihat kemanusiaan. Sehingga, ketika kedua hal ini digabungkan menjadi satu, bisa jadi terciptalah sikap intoleransi yang menimbulkan kebencian berkepanjangan dalam diri seseorang.
Ketika nasionalisme dan fanatisme beragama digabungkan, setiap hal yang berbeda dengan keyakinan kita akan dikecam atau dicurigai, padahal tidak sepenuhnya benar. Misalnya, saat sebuah rumah ibadah kepercayaan minoritas dibangun di dekat pemukiman warga dengan kepercayaan mayoritas, warga dengan kepercayaan mayoritas beranggapan bahwa rumah ibadah tersebut akan menjadi pusat penyebaran kepercayaan lain yang akan menyudutkan kepercayaan mayoritas. Akibatnya, tercipta secara tidak langsung pemasungan dan pemenuhan ego kelompoknya sendiri dan menghasilkan kebencian terhadap kelompok lain.
Hal ini tentunya sangat berbahaya dan membahayakan kehidupan bermasyarakat. Sangat penting bagi kita untuk menempatkan toleransi dan kerukunan sebagai modal dasar hidup bermasyarakat di Indonesia. Sebab, kerukunan itu penting agar kita semua dapat hidup berdampingan meskipun pada dasarnya kita berbeda-beda. Toleransi bukanlah makna yang sepintas, tapi tolertansi harus diletakkan sebagai fondasi masyarakat dan negara. Hal ini menjamin keberhasilan suatu bangsa dalam bertahan dan bertumbuh dalam lingkup peradaban dunia.
Kita semua harus menghargai perbedaan yang ada dan menempatkan sesuai posisinya. Perbedaan itu akan ada selama kita masih hidup bermasyarakat dan ia akan terus merajalela meskipun itu diabaikan oleh semua orang. Oleh karena itu, sudah semestinya kita memperkuat kesadaran tentang pentingnya merawat kerukunan dan toleransi dalam hidup bermasyarakat. Jangan sampai terjebak dalam sikap intoleransi yang akan mengancam bukan hanya kerukunan, tapi juga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Dalam menjaga keberlangsungan negara, penting sekali untuk tetap menjaga ketertiban dan stabilitas. Mengarungi samudra perbedaan dan keragaman bukanlah perkara mudah. Namun, dengan pengertian dan kepekaan yang lebih tinggi, kita pasti bisa. Menghapuskan nasionalisme beracun dan fanatisme beragama juga bukan perkara mudah, karena melibatkan pertentangan akar rumput yang kadang-kadang merusak dan mengarah pada konflik. Oleh karena, sebagai generasi muda, kita harus menunjukkan kebijaksanaan, kesabaran dan kecerdasan dalam menemukan solusi terbaik agar Indonesia tetap aman dan damai serta maju dalam bersaing di dunia global.
Mari jaga persatuan dan kesatuan, ini adalah urusan kita bersama sebagai warga negara Indonesia.