Menelaah Buku How Democracies Die, Karya Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt

0 Comments

Apakah demokrasi bisa mati? Pertanyaan ini mungkin terdengar aneh atau bahkan terkesan provokatif. Namun, jika kita menengok sejarah bangsa-bangsa di seluruh dunia, ternyata demokrasi bisa mati. Demokrasi yang seharusnya menjadi bentuk pemerintahan yang mewakili kepentingan rakyat, bisa mengalami rapuh dan bergeser menjadi kediktatoran atau rezim otoriter. Untuk lebih memahami mengenai hal ini, saya akan membahas buku How Democracies Die, karya Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt.

Buku How Democracies Die membahas mengenai bagaimana demokrasi bisa mati di berbagai negara, seperti Chili, Argentina, Venezuela, Turki, Rusia, dan Indonesia. Penulis memaparkan bahwa kehancuran demokrasi tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui serangkaian peristiwa dan proses yang menggerogoti prinsip-prinsip demokrasi itu sendiri. Banyak dari negara-negara yang mengalami kehancuran demokrasi, ditandai dengan adanya pemimpin otoriter yang muncul melalui jalur demokratis. Dalam buku ini, Levitsky dan Ziblatt memasukkan banyak kasus nyata, sejarah, data dan analisis yang mendalam tentang proses kehancuran demokrasi.

Salah satu konsep yang sangat penting yang dibahas dalam buku ini adalah batas-batas institusional. Levitsky dan Ziblatt memperingatkan bahwa demokrasi bisa mati ketika batas-batas institusional yang melindungi demokrasi dilemahkan atau diabaikan oleh pemimpin otoriter atau partai politik yang meraih kekuasaan. Batas institusional ini, seperti kebebasan pers, kebebasan sipil, perlindungan hak minoritas, dan pengadilan yang independen, harus dihormati dan dijaga dalam setiap situasi. Namun, pemimpin yang otoriter sering kali mencoba untuk melanggar batas-batas institusional ini untuk memperkuat kekuasaannya.

Buku ini juga membahas mengenai pentingnya partai politik dan koalisi dari berbagai partai politik sebagai pendorong kestabilan politik. Levitsky dan Ziblatt menyoroti pentingnya partai politik yang memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam sistem politik untuk memperkuat demokrasi. Mereka mengatakan bahwa partai politik harus memenuhi beberapa persyaratan, seperti menyerahkan kekuasaan ketika mereka kalah dalam pemilihan dan menghormati kebebasan pers, kebebasan sipil, dan hak minoritas. Selain itu, partai politik juga mesti membangun koalisi untuk mempengaruhi keputusan politik dan mempertahankan demokrasi.

Banyak yang bisa dipelajari dari buku ini untuk menghindari kematian demokrasi. Melalui studi kasus, Levitsky dan Ziblatt memberikan pandangan tentang taktik dan strategi yang digunakan oleh pemimpin otoriter untuk menghancurkan demokrasi dan bagaimana orang-orang yang mementingkan demokrasi bisa merespons dan melawan upaya-upaya ini. Dalam buku ini, penulis menekankan bahwa daripada membuat keputusan politik yang emosional dan impulsif, kita harus mempertimbangkan institusi dan prinsip-prinsip demokrasi yang mendasar.

Buku How Democracies Die memberikan pengajaran tentang bagaimana demokrasi bisa mati, penyebabnya, dan strategi untuk menghindari kejadian tersebut. Dalam pandangan Levitsky dan Ziblatt, batas-batas institusional, partai politik yang berpartisipasi dalam sistem politik, dan koalisi yang dibangun oleh partai politik mesti dihormati dan dijaga. Buku ini menawarkan bahan bacaan yang sangat relevan untuk era zaman sekarang dimana kita seringkali melihat upaya membahayakan kebebasan berbicara, pers, dan partisipasi politik. Selain itu, buku ini juga menjadi pengingat tentang pentingnya meruntuhan batas-batas institusional, merawat demokrasi, dan menjaga kebebasan individu.

Sebagai warga negara yang mencintai demokrasi, buku ini sangatlah penting untuk dibaca dan dipahami.

Previous Post
Resensi Buku I’ll Be Gone in the Dark dari Michelle McNamara
Next Post
Menjelajahi Waktu dengan Buku The Order of Time

0 Comments

Leave a Reply

15 49.0138 8.38624 1 0 4000 1 https://ishwara.us 300 0